Jumat, 23 Maret 2012

Ada 12 Jenis Serangga Tomcat dan Tips Cara Mengatasi Racunnya

 

Serangga yang disebut serangga tomcat menyerang warga apartemen di Surabaya. Serangga ini juga dilaporkan menyerang kawasan Kenjeran dan Wonorejo.
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, mengatakan, “Serangga Tomcat sebenarnya adalah serangga genus Paederus.”
Serangga tersebut adalah kumbang memiliki ukuran relatif kecil, sekitar 1 cm sehingga kadang tidak dikenali. Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen.
“Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini,” jelas Hari.
Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun.
Sebutan serangga ini sedikit kurang tepat sebab sebenarnya tomcat adalah nama pestisida. Di beberapa daerah, serangga ini sering disebut semut kanai atau semut kayap.
Hari saat dihubungi Senin (19/3/2012) mengungkapkan bahwa serangga Paederus biasanya menyerang untuk mempertahankan diri. Serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu.
Namun demikian, Hari mengatakan, “Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini.”
Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.
Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini, persis seperti ular yang mengeluarkan bisa.
Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibat jika terserang serangga ini adalah dermatitis, dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan.
“Jika kena serangga ini, maka kita harus cuci dengan air sabun agar menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati,” terang Hari.
Dikatakan bahwa racun serangga ini konsentrasinya 12 kali lebih besar dari bisa kobra. Namun demikian, Hari mengatakan bahwa racun serangga ini tak mematikan.
Menurut Hari, kumbang Paederus sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng. Karenanya, serangga ini cukup dicegah kehadirannya, tak perlu dibasmi dengan pestisida kimia.
Hari menghimbau masyarakat agar tidak panik. Serangan serangga ini sebenarnya sudah biasa dialami. hanya perlu langkah tepat saat terkena serangannya.
elakangan ini, berbagai populasi serangga meningkat drastis. Mulai dari ulat bulu, hingga yang sedang ramai diperbincangkan saat ini, serangga bernama Tomcat (kumbang Paederu) yang menyerang di sekitar kawasan Surabaya.
Racun yang dimiliki serangga Tomcat cukup merepotkan, sebab mampu menyebabkan kulit menjadi melepuh, merah, dan bengkak  jika terpapar lendirnya. Tercatat sudah puluhan warga Surabaya yang terluka karena serangga kecil ini.
Keadaan tersebut tentu membuat banyak pihak repot, termasuk juga pihak Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dari Kementrian Kesehatan.
Berikut Tips menghadapi serangga kecil tersebut, menurut Dirjen P2PL Prof dr Tjandra Yoga Aditama.
  • Jangan sampai terkena lendir atau racun dalam perut Tomcat, sebab itu akan membuat kulit melepuh. Jika Tomcat melekat di kulit, siram menggunakan air hingga pergi.
  • Jangan memencet Tomcat, sebab lendirnya adalah racun.
  • Jika telah terkena racun Tomcat, jangan digosok atau dihapus dengan tangan. Aliri dengan air, agar racun tersebut hilang terbawa air. Bawa ke puskesmas atau dokter untuk pengobatan selanjutnya.
  • Potong tanaman yang berlebihan dan menjulur mendekati rumah. Tanaman merupakan tempat hidup Tomcat.
  • Tutup jendela dan pintu serta hindarkan anak bermain di tempat terbuka yang banyak terdapat kumbang ini.
Tomcat sebenarnya adalah serangga yang baik, sebab menguntungkan bagi petani. Ia adalah predator alami bagi hama wereng.
Hal ini menyebabkan pemusnahan Tomcat tidak disarankan menggunakan bahan kimia.
 
Ancaman kumbang Tomcat terus mewabah di Surabaya. Siswa yang ada di Kawasan Kenjeran serta Rungkut masih dihantui keberadaan Tomcat.

Pemkot Surabaya pun dibuat kelabakan dengan serangan binatang yang biasa disebut Kumbang Rove. Merebaknya serangan Tomcat disebabkan hilangnya habitat hewan yang memiliki kebiasaan menjelajah itu.
“Kami masih terus menyusuri wilayah di daerah pinggiran. Penyemprotanjuga terus dilakukan,” ujar Sekretaris Dinas Pertanian Hari Tjahyono, Senin (19/3/2012).
Ia melanjutkan, tomcat sebenarnya teman bagi petani di sawah. Kumbang itu mampu memakan hama yang selama ini merusak tanaman pangan. Namun, hilangnya keseimbangan lingkungan jadi penyebab munculnya Tomcat di mana-mana.
“Karena tempatnya sekarang banyak dipakai untuk perumahan. Makanya Tomcat jadi keluar sarang dan menyebar di mana-mana,” jelasnya.
Pemkot, sambung Hari, menghimbau warga untuk menghindari penyebaran Tomcat. Cara yang dilakukan dengan mengurangi cahaya lampu ketika sore dan malam hari. Selain itu pintu rumah harus ditutup untuk mencegah Tomcat masuk ke rumah.
“Jangan membiasakan menjemur pakaian di luar rumah ketika malam hari. Tomcat paling suka ketika ada pakaian yang dibiarkan bergelantungan,”jelasnya.
Kalapun ada gigitan, lanjutnya, maka bekas gigitan itu harus dibasuh dengan sabun dan air.
“Tomcat memang membawa racun, jadi harus dihilangkan. Kalau memang parah, maka pasien itu harus segera mendapat perawatan dipuskesmas,” tegasnya.

sumber : tribun,sidomi